Kamis, 29 Agustus 2013

Pamit

Kabeh wis rampung. Ya, ora ana tambahan pitakon utawa koma. kertu undangan iki wis ana nang tangan, ora bisa kaobah maning.
"Dik, mas wis ngerti kabean. Mas njaluk ngapura ora bisa ngapa-apa. Mas uga ngeri sejatine koe tresna karo sapa. Nanging, mas ora ndue hak nalika koe mutuske mlaku karo wong liya, wong kang luwih ngerteni karepmu."
Aku ora bisa nesu, uga ora bisa ngguyu, atine wis kadung lara. "Nggo ngapa mas teka maning? patang taun aku ngenteni dewek. Apa tau mas nemoni aku? apa tau mas takon kahananku? ora mas! aku wis kesel ngenteni. Aku ora meh terus-terusan nglarani atiku dewe, uga ati wong tuwaku. Umur saya tambah, wis kudu nduwe tujuan urip kang tetep. Aku ya ngapura yen saiki wis karo wong liya." Luh ing mata tumetes mbanjiri pipi kang wis abang.
"Aku melu seneng yen koe seneng wis karo wong liya, aku pamit, dik."
Ya, pamitmu kaya nalika pamit patang taun kepungkur, Mas.


Kamis, 22 Agustus 2013

Kirab Panji - Hari Jadi Banjarnegara ke 182

Dirgahayu Kota Banjarnegara yang ke 182. Semoga menjadi kota yang semakin dikenal di dunia luar dan infrastrukturnya menjadi lebih baik.
Ada apa sih yang istimewa di Hari Jadi Banjarnegara ini?
Pasti ada kegiatan istimewa yang rutin diadakan. Untuk masyarakat Banjarnegara pasti udah tahu dong? Yap, KIRAB PANJI dan ARAK-ARAKAN pejabat daerah.
Cerita sedikit nih tentang acara Kirabnya, monggo yang mau baca...
Barisan dalam Kirab Panji, pertama adalah para prajurit yang membawa tombak-tombak pusaka yang bersejarah, dibelakangnya ada gambar-gambar Pahlawan Banjarnegara (dibaca: Bupati terdahulu) Mulai dari K.R.T Dipayudha IV selaku Bupati pertama, hingga Bapak Bupati yang sekarang, Sutedjo Slamet Utomo, SH, M.Hum
Di belakang prajurit, dilanjutkan barisan para pejabat daerah. Mulai dari Bapak Bupati beserta ibu, bapak wakil Bupati berserta ibu, lalu diikuti para anggota dewan perwakilan rakyat daerah dan para kepala bagian di sekretariat daerah  (Sekda) dan pemerintah daerah (Pemda)
Pada barisan terakhir, yang merupakan barisan yang paling ditunggu-tunggu masyarakat Banjarnegara, adalah gunungan yang berisi hasil usaha daerah Banjarnegara. Tahun ini, ada tujuh gunungan yang berisi hasil bumi persawahan seperti padi, jagung, umbi-umbian, ada gunungan buah-buahan diantaranya salak, pepaya, jambu, jeruk, nanas, lalu sayuran mulai dari kentang, lobak, sampai kacang panjang, juga ada jajanan pasar khas Banjarnegara seperti apem dan jipang.
Usai arak-arakan, biasanya gunungan diletakkan di depan pintu gerbang Pendopo atau di alun-alun, kemudian menjadi rayahan warga yang konon mitosnya jika bisa mendapatkan sesuatu dari gunungan itu, akan mendapatkan berkah. Wallohualam.
 ini gambar-gambarnya :-)




Rabu, 21 Agustus 2013

Akhir Kisah Kita

Hai Tuan, apa kabarnya?
Mungkin kau baik-baik saja di sana.
Tapi kutahu, aku tak baik-baik saja di sini.

Mungkin kau tak tahu apa yang terjadi denganku sepanjang kepergianmu ratusan hari silam. Ribuan jam selepas menghilangnya kamu dari pandanganku, aku tak kuasa untuk menggenggam kerinduan. aku tak yakin kau akan datang kembali.
Ribuan jam setelahnya, aku mencoba membuka jalan untuk yang ingin mendekat. Setengah hati, mungkin tak apa. Aku tak peduli bagaimana caranya menghapus jejakmu di hati ini. Pada akhirnya aku menyadari imbasnya begitu fatal. Hati membeku dan pikiran mengeras.
Banyak telapak kaki melangkah pada jalan yang kubuat. Banyak pula lelah yang kudapat. Tak kunjung kutemukan kedamaian dalam dada. Dengan kerasnya namamu tak mau terhapus oleh waktu. Aku putus asa terjebak oleh perangkap ketidakpastianmu dalam kurun yang tak sebentar.

Kemarin. Ya, kemarin ketika peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Kurasa hari itu juga kemerdekaan hatiku. Setelah ratusan hari kau pergi, tiba-tiba muncul di depan mata. Wajahku menghangat, sementara tangan dan kakiku mendingin.Aku tahu, aku sedang merasakah hal yang sama seperti sebelum kau menghilang.

Selasa, 13 Agustus 2013

Proposal Cinta

Hai diary,
Kamu pasti tahu apa yang sedang terjadi denganku. Ya, sekian hari aku berusaha menahan rindu ini, pada akhirnya jebol juga. Aku memang merindukannya.
Setahun ini aku benar-benar kehilangannya. Hilang? Ah, bahkan memiliki pun belum pernah. Kuperjelas lagi, tahun-tahun sebelumnya, kami sesekali bertemu, yah walaupun tak pernah janjian sebelumnya. Dengan pertemuan yang tak disengaja itu setidaknya bisa menebus rinduku sebelumnya.
Jika ada kata move on, mungkin aku orang paling bodoh yang tak bisa melakukannya. Aku mengerti dengan kata itu, bahkan sangat paham. Beberapa tahun yang dilematis, memberi harapan semu pada diri sendiri, terkadang malah membuat sakit.
Mencintai tanpa berani mengungkapkan juga kebodohan berikutnya. Bukannya aku tak mau mengawalinya, tapi aku terlalu takut untuk menerima kenyataan jika nanti tak sepihak denganku. Itu sangat menyakitkan, ratusan kali lipat dibanding kehilangan jejaknya setahun ini.
Radith, kumerindukanmu.
***
                “Kenapa sih mukanya dilipat mulu? Sedih ya mau jauh dari aku?” Goda Vira, sepupu yang seumuran denganku.
                “Apaan sih.” Aku sedang tidak mood untuk bercanda.
                “Nyesel nggak bisa liat atau ketemu Radith?” Tebaknya yang ternyata benar.
                Aku enggan menjawabnya, toh dia juga sudah tahu jawabanku. Kedatanganku ke rumahnya, memang tak lain untuk menunggu jika ada keajaiban untuk bertemu Radith. Sayang sejak setahun terakhir, ketika setiap akhir bulan aku menginap di rumah Vira, tak sekalipun aku melihat Radith. Rumah Vira dengannya hanya berjarak lima rumah, jadi jika dia keluar rumah dan aku di balkon lantai dua rumah Vira, bisa melihatnya dengan jelas.
........... klik judul untuk lanjut membaca ...............

Minggu, 11 Agustus 2013

Rembulan tenggelam di Wajahmu


Sebuah nasihat penggugah jiwa 

 
Baca buku ini selama dua hari benar-benar menggetarkan. Perjalanan seseorang yang sangat berliku.
Perjalanan seorang bernama Reihan, hidup tanpa kedua orang tua, mengalami masa kecil di panti yang tak menyenangkan, yang membuatnya tumbuh menjadi seorang pemberontak, pemberontak atas tindak yang tak sejalan. Keluar dari panti kehidupannya semakin tak terduga, mulai menjadi seorang pencuri yang berakhir di rumah sakit, lalu tinggal di rumah singgah dan menemukan sebuah keluarga yang menyenangkan. Belajar menjadi pengamen. Kemudian sikapnya yang brutal kembali ketika keluarganya disakiti. Lalu pergi dan  menyalahkan diri sendiri atas kegagalan orang-orang disekitarnya karena balas dendam atas perbuatannya dulu.  Juga bertemu dengan seseorang yang berhubungan dengan masa lalunya.
Kesendirian dan kehampaan berubah menjadi kebahagiaan ketika bertemu orang yang ditemui di kereta. Rey mulai bekerja lebih layak. Bekerja menjadi kuli bangunan. Dia adalah pembelajar yang baik, dengan ilmu yang terbatas, dia mulai memetik keberhasilan. Dari kuli menjadi mandor, hingga manager. Kebahagiaannya lengkap dengan seorang istri yang teramat dicintainya.
Sayang semua kebahagiaan itu berakhir baru enam tahun berjalan. Dia kehilangan istri beserta anak yang belum terlahir. Dia menyibukkan diri dengan pekerjaannya hingga dia berhasil menjadi kontruktor yang sukses, terkaya yang pernah ada. Tapi smeuanya hampa.
Hingga diumurnya yang ke 60 tahun, banyak penyakit menggerogotinya. Dia koma. Seseorang mendatanginya dan mengantarkan perjalanan menuju masa lalunya dan menjelaskan atas lima pertanyaan dalam hidup Ray.
Membaca novel ini seperti sedang mendengarkan nasihat-nasihat bijak dari penulisnya. Tere Liye berhasil berdakwah melalui ini. sebuah cerita mengenang masa silam dan kemudian dijelaskan makna setiap kejadiannya yang saling sangkut paut dari tokohnya kecil hingga dewasa – hampir meninggal-. Keren banget. Nggak pernah nyesel baca novel ini.

Rabu, 07 Agustus 2013

Mendongeng itu sesuatu



Mendongeng. Apa yang kau pikirkan tentang kata tersebut? Membual demi meninabobokan seorang anak? Tidak. Tidak bagiku. Mendongeng merupakan salah satu kegiatan yang tak boleh diremehkan. Perlu keterampilan untuk melakukannya.
Kau tahu?
Kalau kau menggeleng, akan kuceritakan sedikit bagaimana caranya mendongeng. Menyiapkan sebuah cerita arif, menguraikan dengan perbendaharaan kalimat yang ada, mencipta suara yang berbeda pada setiap karakternya, juga kelihaian memusatkan perhatian.
Mendongeng tak tak melulu menceritakan pangeran kodok ataupun putri tidur. Mengutarakan kisah yang bernasihat, yang mudah dicerna dan memberi energi positif untuk pendengarnya.
Mengasyikkan bukan? Kita bahkan dapat melihat binar mata wajah-wajah mungil yang ceria. Semua terkesima atas kalimat yang kita keluarkan. Suara ayam berkokok, sirine ambulans, deburan ombak, semua ada ketika mendongeng.