Sabtu, 20 September 2014

Apa kabar (hati)mu?

hay kamu yang kusayang.........
apa kabar (hati)mu?
bagaimana keadaan (perasaan)mu?

Sayang, lebih dari 3000 jam kita lalui bersama. Kuharap ini baru sebagian kecil dari waktu yang mungkin akan kita habiskan bersama hingga nanti, hingga rambut kita memutih, hingga maut yang memisahkan.
Bukan aku terlalu jauh berharap, tapi bukankah ingin merupakan doa? :)

Sayang, dahulu, ketika awal perjumpaan (hati) kita, banyak bunga-bunga bertebaran mewarnai hari. Sungguh indah. Itu dulu.
Lalu sekarang?
Ah, bukankah sekarang juga masih sama? mungkin hanya ada sedikit perubahan oleh kesibukan pekerjaan kita masing-masing yang memang jarang menemukan titik temu untuk suatu pertemuan.
Jika dikata rindu, itu sudah pasti. Bisa dibaca ulang sayang, rindu PASTI ada. Itu dalam hatiku. Bagaimana dengan hatimu?

Selasa, 16 September 2014

s e n y u m k u

'
"Karena senyummu adalah senyumku. Karena senyumku hanya karenamu."

kamu, iya kamu :*

s e n y u m

'
"Lempari saja aku dengan senyum, aku takkan pernah bosan. Asal kau jangan melemparku jauh-jauh lalu tersenyum."

RPP IPS Memelihara Sumber daya alam dan buatan



A.    Standar Kompetensi
1.      Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah

B.     Kompetensi Dasar
1.2 Memelihara lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah

C.    Indikator
1.2.1        Menjelaskan cara memelihara/merawat lingkungan alam.
1.2.2        Menyebutkan cara-cara merawat/memelihara lingkungan buatan.

Sambutan Pamit Haji Bahasa Jawa



Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillaahi rabbil’ alamien
(lalu bacaan sholawat & salam kepada Nabi SAW)

Ingkang kawula hormati Bapak Camat Sigaluh
Ingkang kawula hormati Bapak Muspika Kec. Sigaluh
Ingkang kawula hormati Bp. K.H Ahmad Ngisom Al Hafid
Ingkang kawula hormati Bp. H. Teguh Hartono sak kaluarga
Ugi sedoyo tamu undangan ingkang dimulyakaken Allah SWT

Rabu, 03 September 2014

Terlambat



Kulirik jam bentuk segi enam yang terpasang di dinding sebelah pintu. Ah, ternyata sudah tengah siang, pantas saja kerongkonganku sudah kering. Aku beranjak dari kursi kerjaku nan empuk dan berniat membuat jus melon di dapur.
Baru saja keluar ruang kerja, bel pintu rumah berdenting, sepertinya hari ini aku tak ada janji dengan siapapun. Langkah pun berbelok menuju ruang tamu dan segera membuka pintu setelah kuputar kunci yang tergantung di daun pintu.
“Selamat siang Mbak Nabila…” Sapa seorang bapak yang ada dihadapanku.
“Eh Pak Maman, selamat siang. Mari silakan masuk.” Sambutku ramah pada Pak RT.
“Terima kasih mbak, saya cuma mau menyampaikan undangan saja. Ini.” Beliau menyerahkan sepucuk undangan berwarna merah marun.