"Sayang?"
Aku mendongak. Memberi respon dengan ekspresi tanda tanya.
"Nasinya di makan dulu," ucapnya lembut, menatap lurus mataku.
"Aku nggak lapar. Tadi kan aku udah bilang, es krim aja cukup. Nggak usah pesan nasi," sahutku datar.
Lelaki di depanku kembali terdiam. Kedua tangannya dilipat dia atas meja dan tatapannya masih belum beranjak ke arah lain.
"Please, jangan menatapku seperti itu," komentarku jengah, lalu kembali pada layar10 inchi di depanku.
Keheningan menyelimuti kami berdua.
Cahaya malam dan lampu-lampu jalan yang biasanya selalu kupuja berlama-lama, kini sama sekali tak menarik perhatianku. Duduk di tempat favorit dengan hidangan kesukaan tak jua mengembalikan selera makanku yang hilang sejak beberapa hari lalu.
"Sayang, aku minta maaf."
...