Senin, 30 Maret 2015

Membagi Hati

"Sayang?"
Aku mendongak. Memberi respon dengan ekspresi tanda tanya.
"Nasinya di makan dulu," ucapnya lembut, menatap lurus mataku.
"Aku nggak lapar. Tadi kan aku udah bilang, es krim aja cukup. Nggak usah pesan nasi," sahutku datar.
Lelaki di depanku kembali terdiam. Kedua tangannya dilipat dia atas meja dan tatapannya masih belum beranjak ke arah lain.
"Please, jangan menatapku seperti itu," komentarku jengah, lalu kembali pada layar10 inchi di depanku.
Keheningan menyelimuti kami berdua.
Cahaya malam dan lampu-lampu jalan yang biasanya selalu kupuja berlama-lama, kini sama sekali tak menarik perhatianku. Duduk di tempat favorit dengan hidangan kesukaan tak jua mengembalikan selera makanku yang hilang sejak beberapa hari lalu.
"Sayang, aku minta maaf."
...

Jumat, 06 Maret 2015

Terkadang.


Terkadang rasa itu masih suka bermain-main mengintari hati. 
Rindu dan kecewa dalam waktu bersamaan.


Kamis, 05 Maret 2015

Good Luck

Satu tahun ditambah enam tahun di tambahkan lagi tiga tahun lalu ditambah tiga tahun dan sekarang akan ditambah lagi empat tahun. Itu bukan waktu yanng sebentar kan? Itu semua adalah proses.
Jika menuju terselesainya 'empat tahun' itu harus melewati beberapa tahap, memang itulah prosesnya. Satu tahap telah terlewati dan pada tahap itu banyak sekali pelajaran yang diambil, salah satunya masih HARUS memperdalam apa yang dikerjakan. Mengkaji ulang demi sebuah kelulusan adalah sebuah kewajiban, meski selesai pengkajian itu diperoleh hasil yang sangat mengecewakan. Sudah tak ada waktu untuk sekedar berpikir. Harus segera beranjak demi kualitas yang terbaik. Good luck.

Belum terlambat untuk memulainya sekarang. Semangat!
#proposal #skripsi #lulus #wisuda #perjuangan

Minggu, 01 Maret 2015

FF: Jo

"Hai Nes, apa kabar?" Seseorang tiba-tiba duduk di sebelahku yang sedang membalas sebuah pesan singkat.
Aku menoleh. Astaga...
"Ha..hai Jo. Baik, kamu ?" aku balik bertanya singkat, sulit untuk merangkai kata lebih panjang.
"Seperti yang kamu lihat, masih tetap kurus, hehehe," Jo meregangkan tangannya menunjukkan ukuran tubuhnya.
Tangan yang merentang itu seolah sedang menunggu balasan. Ah, Jo. jika saja kita masih sama seperti dulu, tentu dengan cepat aku akan segera menghambur memelukmu. Kamu tahu kebiasaanku ketika perjumpaan setelah lama tak bertemu kan? tanpa basa-basi, aku langsung menuju pelukanmu mengurai rindu yang menumpuk. Jika sudah ada di rengkuhanmu, maka aku akan berbisik, "Kangen..." dan kamu selalu menjawab dengan senyuman.