Rabu, 30 September 2015

Selamat

Selamat siang, kamu.
Sudah berapa lama kita tak berjumpa? ah, aku tak ingin menghitungnya. karena dengan menjumlahkan waktu yang terlewati tanpamu sama saja dengan melangkah mundur menuju terkoyaknya hatiku. Aku tak ingin.
Waktu siang tempatku berbaring kini, artinya waktu petang di tanah pijakanmu sekarang. Memang begitu jauh jarak raga kita saat ini. Kuharap sekarang kamu sedang beristirahat, merebahkan tubuh dan pikiran agar kesehatan tetap terjaga. Belajarlah untuk mengerti ketahanan tubuh sendiri ya...

Selasa, 15 September 2015

Pergilah

Selamat malam kamu yang belum juga beranjak dari benakku. Kamu tahu, aku begitu lelah atas apa yang ada dalam hatiku. Beranjaklah. Pergilah sejauh-jauhnya seperti menjauhnya ragamu dari pandanganku. Jika kamu tak paham dengan apa yang kurasa, biar kukatakan sekarang agar kamu bisa menggambarkannya. Tak mudah bagiku untuk menaruh hati pada seorang lelaki. Dan ketika satu waktu kutemukan tempat berlabuh, hampir seluruh isi hati kujatuhkan padanya. Ibarat air yang menetes perlahan masuk ke dalam botol, lalu ketika sudah penuh tiba-tiba botolnya tersenggol hingga airnya tumpah. Mau terkumpul sebanyak apapun, volume airnya akan berbeda. Juga sesuatu yang menjadi basah akibat tumpahnya air. Paham dengan analogiku? Oh baiklah akan kujelaskan tanpa pengandaian jika kamu tak memahaminya.
Kamu merasakan sendiri bagaimana melunakkan hatiku dulu. Kamu tahu bahwa perasaanku hadir amat perlahan hingga akhirnya aku benar-benar yakin untuk lebih dari sekedar mengagumimu. Namun ketika bunga dalam hati ini sedang mekar-mekarnya, justru kau petik tanpa merawatnya lagi? Kamu yang membuatku jatuh hati, kamu juga yang telah merobek isi hati ini. Pengabaian menjadi faktor utama, banyak pula faktor lain yang kamu sendiri tak ingin repot-repot mencari tahu.
Setelah segala luka kurasakan, seharusnya sudah tak ada lagi alasanku untuk merindukanmu. Namun ternyata....
Ah, kumohon berhentilah membayangi hidupku.

Kamis, 03 September 2015

Berhentilah keras kepala!

Hai kamu yang ada di sana, kuharap kamu baik-baik saja. Pedulilah dengan diri sendiri, tubuhmu begitu ringkih dan berulang kali kamu juga mengakui sedang sakit. Dimanapun kamu berada, utamakan kesehatan dan berhentilah bersikap keras kepala yang selalu forsir melampaui kemampuan diri.

Salam