Sabtu, 20 Juni 2015

FF: Doa


Pagi ini kuberanikan diri untuk mengunjungimu. Kubawakan seikat bunga mawar putih untukmu. Seperti yang kamu lakukan ketika pertama kali mengutarakan perasaanmu padaku. 
"Hai, apa kabar?" sapaku terduduk di depanmu.
...
"Ini kubawakan bunga, masih ingat tentang bunga ini?" kuletakkan bunga itu di pangkuanmu.
...
"Maaf, setelah hampir setahun, aku baru mengunjungimu," aku menunduk, tak mampu memandangmu.
...
"Dulu, dua tahun yang lalu aku pernah merasa bahagia. Sangat bahagia. Bahkan satu kali pernah kurasakan sebuah dekapan erat dari belakang. Saat itu benar-benar terharu, merasa ada seseorang yang takut kehilanganku. Kemudian aku berdoa agar bisa selamanya begitu." Aku menghela nafas panjang.
...

Kamis, 04 Juni 2015

Ujian Skripsi


Hari ini, 4 Juni 2015 merupakan hari yang bersejarah. Untukku tentunya :)
Alhamdulillah, puji syukur atas segala kenikmatan yang Allah berikan.
Tepat pukul sembilan lewat empat puluh menit, akhirnya mendapati sebuah kabar bahagia. Dinyatakan LULUS.
Perjuangan menulis skripsi selama satu semester akhirnya tuntas juga. Ah, bukan hanya itu. Lebih tepatnya aku telah selesai menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan namaku semakin panjang karena ada tambahan empat karakter di belakangnya, yakni S.Pd
Terima kasih tak hingga untuk orang tua, keluarga, para sahabat yang selalu memberikan motivasi dan kekuatan hingga akhirnya aku dapat menyelesaikan semua ini. Love you All :) :*




Senin, 01 Juni 2015

Kabar

Dear you...

Apa kabar kamu? 
Kuharap kamu selalu sehat di sana.
Lama tak jumpa ya...
Sudah sampai mana desertasimu? Terakhir komunikasi kamu mengatakan sedang sibuk dengan tugas akhirmu itu. Oh ya, omong-omong soal tugas akhir, aku mau memberi tahu sekaligus  minta doa agar dilancarkan ujian skripsiku hari kamis, 4 juni 2015. Ayo kamu segera menyusul. Bukankah kamu pernah mengatakan kalau imgin cepat menyandang ggelar mastermu? Kutunggu kabar terselesainya studimu di pulau seberang.
Dear, setelah sekian lama kamu pergi dari pandanganku, yang akhirnya pergi juga dari kehidupanku, nyatanya bayangmu masih belum pergi dari hatiku. Maafkan untuk pengakuanku ini. Mungkin memang tak pantas lagi kukatakan seperti itu karena semua telah berakhir ribuan hari lalu. Aku bahkan tak mampu menghitung berapa banyak hari yang lulalui tanpamu.