Rasa itu datang kembali. Sebuah rasa takut akan sebuah kehilangan. Kukira ini hanyalah suatu kecemburuan semata, namun semakin lama rasa khawatir itu kian menggunung. Hingga akhirnya meledak juga.
Malam ini aku, kamu, dia, dan mereka berkumpul menjadi satu di sebuah aula besar untuk merayakan pesta perpisahan.Aku duduk satu meja dengan teman-teman yang masih sibuk meributkan busana untuk wisuda nanti, sementara kamu juga bergabung dengan teman-teman lelakimu di meja ujung yang bersebelahan dengan meja yang dia tempati bersama kawan-kawannya.
Dari jarak tak sampai tujuh meter, aku bisa dengan jelas melihatmu tertawa setelah menjahili teman di sebelahmu, aku bisa mengamati raut bahagia dari wajahmu. Semoga saja akan selalu begitu. Pesta perpisahan ini sepertinya benar-benar menjadi sebuah perpisahan untuk kita juga karena ketika wisuda nanti kita belum tentu berjumpa. Kamu yang memakai kemeja panjang yang digulung sampai siku, maafkan aku jika malam ini aku akan banyak mencuri pandang wajahmu.