Hasan Al Banna merumuskan 10 karakteristik muslim yang dibentuk didalam madrasah tarbawi. Karakteristik ini seharusnya yang menjadi ciri khas dalam diri seseorang yang mengaku sebagai muslim, yang dapat menjadi furqon (pembeda) yang merupakan sifat-sifat khususnya (muwashofat).
Karakter ini menurut Beliau Hasan Al Banna, merupakan pilar pertama terbentuknya masyarakat islam maupun tertegaknya sistem islam dimuka bumi serta menjadi soko guru peradaban dunia (Ustadziyatul 'alam). Kesepuluh karakter itu adalah :
1. Salimul Aqidah, Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.
2. Shahihul Ibadah, Benar Ibadahnya menurut AlQur'an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid'ah yang dapat menyesatkannya.
3. Matinul Khuluq, Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
4. Qowiyul Jismi, Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT.
5. Mutsaqoful Fikri, Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
6. Qodirun 'alal Kasbi, Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
7. Mujahidun linafsihi, Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain.
8. Haritsun 'ala waqtihi, Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh SWT.
9. Munazhom Fii Su'unihi, Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.
10. Naafi'un Li Ghairihi, Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.
merasa belum mampu melaksanakan semua yang tertera.... atau bahkan merasa jauh dari yang ada. aku harap,kita bisa meraih itu bersama. sayaaang,aku sangat menyayangimu. tapi,mengapa kamu sepertinya acuh tak acuh kepadaku dan sepertinya hal yang kemarin itu sebagai bukti bahwa kamu itu mungkin tidak benar-benar mencintaiku dengan tulus. aku merasa tergantung,apakah hal ini perlu diteruskan ataukah harus disudahi?
BalasHapussebenarnya,aku hanya menginginkan waktu untuk berdua,sebelum jarak memisahkan kita yaaaang. mungkin menurutmu,itu merupakan sebuah hal yang biasa,itu karena mungkin dalam mencintaiku,kamu masih tak bersungguh-sungguh,tapi itu entahlah,dan aku harap aku salah dalam hal itu. tolong lah yaaang,aku hanya ingin bersamamu. itu saja.... ok lah kalau kamu tidak mau tidak apa-apa,berarti itu sebagai tanda dari akan keberakhiran hubungan kita. jika kamu memang merasa terbebani dengan keadaanya diriku,lebih baik kita membenarkan dulu apa yang salah pada diri kita masing-masing terlebih dahulu,atau lebih populernya bisa dikatakan berbenah diri dulu. sebenarnya aku tidak pernah ingin mengenal yang namanya kata perpisahan,karena aku mencintaimu dengan cukup sungguh-sungguh. mungkin cuma itu ayang bisa aku ungkapkan dengan kata-kata,sebenarnya banyak yang aku ingin ungkapkan,tetapi itu mungkin mewakili apa yang sedang aku alami sekarang ini. dan mengapa aku menggunakan cara seperti ini,aku mungkin tidak cukup mampu mengatakan kata-kata ini ketika bertemu denganmu yaaang. aku sayang kamu...
BalasHapus