Oleh Ceko Spy pada 30 Maret 2014 pukul 1:00
Mau sharing sedikit pengalaman tentang pekerjaan saya sebagai Script Editor.
Dalam setiap kali membuat sebuah tayangan, ada beberapa proses yang harus dilalui sebuah tim.
Pra produksi, produksi dan pasca produksi.
Untuk
membuat sebuah tayangan drama, katakanlah Oh Ternyata, bahan mentah /
content / naskah yang akan dieksekusi merupakan bagian dari pra
produksi. Tahapannya adalah :brainstorming dan Technical meeting.
Sebagai
Script Editor, pekerjaan saya sehari-hari selalu tentang dua hal ini:
Brainstorming dan Tecnical Meeting. Brainstorming itu mengolah sebuah
bahan mentah yang nantinya akan dijadikan skenario. Brainstorming itu
sifatnya seperti diskusi biasa antara script editor dan penulis plus tim
creative.
1. Brainstorming
Misalkan
saya brainstorming bersama tim creative dan penulis, kita akan membuat
naskah tentang cerita apa dan genrenya apa. Brainstorming antara Penulis
dan Script Editor (SE) dimulai dari sinopsis yang diajukan Penulis atau
by request dari produser. SE dan tim Creative lah yang akan menyeleksi
sinopsis mana yang bagus atau layak 'dinaikkan' untuk dipresentasikan di
Technical Meeting. Setelah sinopsis atau ide cerita disaring oleh SE
dan diapprove produser, biasanya SE akan meminta scene plot pada penulis
berdasarkan sinopsis yang sudah diapprove. Sceneplot pun harus kembali
diperiksa oleh SE, kalau scenplot oke, berarti Penulis tinggal
menjadikannya skenario. Kalau sceneplot belum oke, tentu akan ada arahan
dari SE agar Penulis merevisi sceneplotnya. Kadang ada scene yang
dibuang atau harus diganti dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan.
Misalnya karena scene sekian tidak penting atau karena scene anu tidak
menarik dan sebagainya. Kalau sceneplot sudah oke, kami dari tim in
house (SE, Creative, Produser) akan menentukan jadwal kapan skenario
(draft 1) dari penulis akan dibahas di tecknical meeting (TM)
BS (Penulis - SE - Creative - PA ) --> ACC Produser / Associate Produser (Asprod)
2. Tecknical Meeting
Sceneplot
yang sudah diapprove SE dan dijadikan Skenario oleh Penulis akan
dibahas di tecknical Meeting yang dihadiri semua elemen yang akan
terlibat ketika skenario dieksekusi (shooting). Mereka yang hadir
tentulah Produser dan atau Asprod, Script Editor, Penulis, Creative,
Production Asisten, Director, Astrada 1 & 2, Departement Art,
Wardrobe, Make Up Artist, dan Unit. Tecknical meeting tentu saja
bertujuan untuk menyamakan persepsi, memastikan semua urusan teknis,
fasilitas, artis, lokasi shooting sampai konsumsi yangakan menunjang
semua kebutuhan pada saat shooting yang jadwalnya akan ditentukan.
Sekali
lagi, Script Editor dan Penulis akan mempresentasikan dan
mempertanggung jawabkan naskah yang sudah di-BS-kan. Biasanya akan ada
perdebatan tentang naskah. Itu biasa terjadi. Karena TM bertujuan untuk
menyempurnakan naskah agar layak dieksekusi.Biasanya akan ada kendala
ketika ada adegan atau scene yang tak bisa dieksekusi, misalnya ketika
ingin mengambil adegan orang menyelam dari dalam air (underwater)
peralatannya tak mendukung atau atas pertimbangan adegan itu masih bisa
diganti dengan adegan lain. Atau ada adegan orang dikejar anjing yang
menurut SE mudah, ternyata menurut Director adegan itu masih bisa
diganti dengan dikejar setan. Scene ini bisa saja dihilangkan atau
diganti. Produser yang merupakan leader dalam TM yang akan memustuskan
scene by scene hingga detil sampai hal terkecil. Karena produser lah
yang menandatangani naskah, memutuskan pengajuan budget dan bertanggung
jawab pada Executive Producer.
Setelah skenario
didiskusikan dan disepakati bersama, Penulis Skenario wajib merevisi
naskah dan Script Editor bertugas menjaga agar naskah yang direvisi
Penulis sesuai dengan hasil TM. Sementara tim creative bertugas untuk
mencari artis yang sesuai dengan karakter-karakter yang ada dalam
skenario. PA (Production Assistent) bertugas untuk calling Crew
(Cameramen, Lighting, Boomer, dll) dan booking peralatan shooting.
Sementara lokasi shooting akan dicari oleh unit didampingi Sutradara dan
Astrada. Unit juga mengurusi soal konsumsi (di bawah unit ada PU
(Pembantu Umum). Wardrobe, make up dan Art / Properti tentunyapunya
peranan masing-masing. Wardrobe memastikan pakaian yang akan dikenakan
pemain pada tiap scenenya Art memastikan properti penting apa yang harus
tersedia di tiap scene dan make up artist harus tau dandanan / riasan
wajah dan tubuh sesuai dengan karakter yang ada di skenario. Semua itu
bisa dikerjakan setelah tim creative membuat breakdown berdasarkan
naskah yang sudah fix (Final Draft).
Penulis diberikan
waktu dua-tiga hari untuk merevisi naskahnya dan Script Editor punya
waktu satu hari untuk memastikan naskah sudah layak untuk dieksekusi.
Tapi tergantung situasi dan kondisi juga sih, apakah TM dan Shooting
waktunya berdekatan atau tidak. Katakanlah TM hari Senin dan shooting
hari Kamis. Berarti setelah TM, Penulis harus segera merevisi naskah
menjadi Draft 2 lalu mengirimkannya hari Selasa. Hari rabu, Script
Editor bertugas memeriksa kembali skenario Draft 2 dari Penulis. Kalau
sudah oke atau revisinya sedikit, SE akan mengerjakannya sendiri dan
menjadikan itu Final Draft untuk kemudian dikirim ke Sutradara /
Astrada, diprint dan ditandatangani Produser / Asprod juga Executive
Producer (EP). Kalau naskah Draft 2 masih banyak kesalahan dan tidak
sesuai TM, Script Editor akan mengembalikan naskah pada Penulis untuk
direvisi kembali sampai benar-benar fix untuk dijadikan final draft.
Jadi,
tugas SE adalah membuat ide creative dari bahan mentah (saat
brainstorming), mempresentasikannya pada tim produksi (saat Tecnical
Meeting) dan memastikan naskah sudah layak untuk dieksekusi (shooting).
Singkatnya,
kalau editor buku bertugas menyeleksi / menyaring naskah dan
menyuntingnya hingga layak untuk diterbitkan, maka Script Editor
bertugas menyeleksi / menyaring naskah dan menyuntingnya hingga layak
di-shooting-kan.
FYI, biasanya di kantor
saya, Creative itu bisa merangkap sebagai Astarada dua (yang calling
pemain dan memastikan datang sampai lokasi juga membriefing artist
sebelum pengambilan adegan)
PA biasanya merangkap
sebagai astrada satu dan bertanggung jawab penuh mengenai peralatan
shooting dan crew call. Karena Produser atau Asprod tidak berkewajiban
datang pada saat shooting, seperti halnya SE, maka PA bisa disebut
sebagai produser di lapangan. Sedangkan Sutradara, kami biasa
menyebutnya Jenderal di lapangan.
Tapi, tak ada satu
pun orang dari tim yang tidak berpengaruh pada saat shooting. Kalau tak
ada artis, sudah jelas tidak bisa shooting. Ada artist tapi kalau tak
ada make up artist, siapa yang akan mendandani artist agar sesuai dengan
karakter di skenario? Misalnya ada pemain yang harus berperan sebagai
hantu, kalau tak ada make up artist, tak ada yang bisa mempermak muka
artis jadi seram. Kalau tak ada Departement Art, siapa yang akan
menyediakan properti kalau seandainya di naskah ada adegan orang memukul
dengan tongkat baseball, gak bisa sembarangan diganti dengan balok kayu
biasa. Kalau tak ada Unit, siapa yang akan mengurusi perizinan dan
mengclearkan area shooting? Kalau tak ada PU, siapa yang akan
menyediakan konsumsi (makan dan minum)? Bisa-bisa semua mati kelaparan
pas shooting. Jadi, semua orang di sini punya job desk masing-masing dan
ketika salah satu bagian dalam tim ini tidak bekerja dengan benar, akan
berpengaruh besar pada semua orang.
Untuk sementara
itu dulu yang bisa saya bagikan ke teman-teman. Mungkin ada yang tahu
lebih banyak, mari sharing. Atau ada yang salah dalam pemaparan tulisan
saya di atas, mari koreksi bersama. Kalaupun hanya ingin membaca untuk
sekadar tahu, silahkan. Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan
Semoga bermanfaat.
Salam kreatif.
Ceko Spy
sumber : https://www.facebook.com/notes/diskusi-fiksimenulis-fiksimembaca-fiksi-universal-nikkomayoko-aiko/seputar-script-editor/842864099063197
kak.. script editor sama news ticker bedanya apa ya.. ??
BalasHapus