Rasa syukurku kian hari kian menggunung. Sungguh, betapa baiknya Allah padaku. Betapa sayangnya Dia padaku hingga mengirim sosok malaikat berbentuk kamu.
Siang ini kamu baru pulang kerja, mampir ke rumahku. Kamu baru saja kembali dari tempat kelahiranmu, kita ngobrol sedikit banyak, hingga akhirnya celotehanku menjadi dongeng pengantar tidurmu. Kamu tiba tiba saja tertidur di sofa, dengan nyaman.
Aku masih duduk tak jauh darimu. Kupandangi wajah letihmu setelah perjalanan jauh, kemudian langsung menunaikan kewajibanmu bekerja.
Betapa bodohnya aku jika sampai lupa bersyukur atas segala yang telah kumiliki. Ada kamu yang telah membuktikan kesungguhanmu. Ada kamu yang selalu berjuang untuk masa depan kita. Ada kamu yang rela berkorban demi mendekat padaku. Memang dasar bodohnya aku kalau sampai melupakan segala usahamu sampai titik ini. Lalu sudah berkontribusi apa aku untukmu? Maaf jika aku masih harus banyak belajar menjadi yang terbaik untukmu.
Kamu yang terus berjuang untukku, semoga lelahmu menjadi berkah untuk semuanya.
Tak perlu kuungkap segala doa pada barisan kata ini. Cukup aku denganNya yang mengetahui. Kupanjangkan bait rayuan pada Sang Pemilik Segala agar kelak hidup kita selalu bersama hingga surga nanti.
Memandangi wajah lelahmu yang sedang terlelap, terus kuluruskan niat bahwa tujuan kita bersama adalah untuk lebih mencintaiNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar