Jarum jam berdetak mendekati tengah malam. Semilir angin sunyi semakin gencar meniupkan aura dingin. Lala masih berdiri di tepi jendela kamarnya yang terbuka. sudah lama ia terpaku menatap langit yang hanya berhias bulan sabit, masih temaram.
"Hapus air matamu." Ucap seseorang mengagetkan gadis berambut panjang itu.
Lala menoleh pada sumber suara. Ternyata kak Vera.
"Tak seharusnya kamu memikirkannya selama ini La. semakin dalam kamu mengharapkannya, semakin sakit pula penderitaan yang kamu rasakan. Berhentilah memikirkannya La." Lanjut Kak Vera.
Lala masih tak bereaksi. Hatinya ingin berteriak mengeluarkan semua pedih yang dirasakannya.
"Kamu cantik, pintar dan calon dokter. Banyak lelaki di luar sana yang mendambakanmu. tak sedikit yang ingin mempersuntingmu. lihatlah kenyataan La."
"Kak, Lala sudah berusaha melupakannya. namun semakin kuberusaha tak memikirkannya, semakin sulit pula untuk menghapus bayang-bayang kenangan aku dengannya. Aku nggak bisa melepaskannya."
"Lala, sadarlah. kamu belum pernah menjalin hubungan dengannya. mengapa kamu sampai saat ini masih yakin kalau dia juga mencintaimu? belajar di sekolah yang sama dari TK sampai SMA. itu saja kan? kalaupun dia memang punya perasaan untukmu. sudah dari dulu ia mengungkapkan cinta. atau minimal sering berkomunikasi denganmu."
"Cukup kak!" nada suara Lala meninggi.
"Lala, sadarlah. kamu belum pernah menjalin hubungan dengannya. mengapa kamu sampai saat ini masih yakin kalau dia juga mencintaimu? belajar di sekolah yang sama dari TK sampai SMA. itu saja kan? kalaupun dia memang punya perasaan untukmu. sudah dari dulu ia mengungkapkan cinta. atau minimal sering berkomunikasi denganmu."
"Cukup kak!" nada suara Lala meninggi.
"Tapi ucapan kakak benar kan? kamu memang sudah dibutakan cinta." Kak Vera balik emosi dan keluar kamar Lala.
Andra, sampai kapan kuharus menunggumu? katakan kau mencintaiku dan katakan kau akan mempersuntingku di hari nanti. rasa ini tak pernah mati, bahkan semakin dalam. Aku percaya kamu memiliki rasa yang sama. aku yakin itu. aku bisa melihat caramu menatapku. aku bisa melihat cara bicaramu padaku. itu lima tahun lalu, saat awal masuk SMA. Dan maaf, aku terlalu mencintaimu.
Andra, sampai kapan kuharus menunggumu? katakan kau mencintaiku dan katakan kau akan mempersuntingku di hari nanti. rasa ini tak pernah mati, bahkan semakin dalam. Aku percaya kamu memiliki rasa yang sama. aku yakin itu. aku bisa melihat caramu menatapku. aku bisa melihat cara bicaramu padaku. itu lima tahun lalu, saat awal masuk SMA. Dan maaf, aku terlalu mencintaimu.
*)boleh mencintai seseorang tapi jangan pernah mau diperbudak oleh cinta. Jangan sampai cinta membuat kita melupakan realita yang ada. sesungguhnya cinta yang abadi dan selalu terbalaskan adalah hanya cinta kepada Sang Maha Cinta, Sang Pencipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar