Perjalanan sunyi yang kau tempuh sendiri, kuatkanlah hati cintaaaa.....
inget ini petikan kalimat apa?
mendadak tekat membulat kembali. Menjadi perempuan yang kuat dan mandiri.
Kuat dalam hal fisik tentu bisa dijaga dengan pola makan dan behavior.
Kuat dalam perasaan? tentu hatilah yang berperan.
Jujur saja, ketika untuk kesekian kali mendapati suatu perpisahan padahal hati masih bertaut, itu bukan perkara mudah.
Pada perpisahan teriakhir yang ditemui, hati belum bisa bangkit dengan cepat. Jika dalam hitungan hari, jari kedua tangan dan kaki sudah penuh penuh tuk menghitung. Sudah bukan kemarin kan? tapi mengapa hati belum juga mampu menerima?
Terkadang tetes bening masih berjatuhan kala mengenang masa-masa kebersamaan itu. Bahagia, sedih, pula kecewa.
Satu lagi yang sering kulupa ketika terkenang olehmu. Kita berbeda. Yang mungkin selamanya takkan pernah bisa sama. Itu yang membuat kita memutuskan untuk berpisah bukan? Berbeda prinsip mungkin masih bisa ada toleransi, tapi soal beda keyakinan? ah, ketika terbesit rindu untukmu, aku selalu lupa kalau kita berbeda.
Sebesar apapun rasaku untukmu, kita takkan pernah bisa menyatu. Masa depan bukan hanya untuk kita berdua, namun untuk keluarga kita juga. Begitukan katamu?
Aku perempuan yang bisa rapuh, namun kutahu bahwa tak semua yang kuingin dapat tergapai. Aku akan belajar. Belajar hidup tanpamu. Belajar untuk melupakanmu. Belajar menjadi perempuan yang kuat dan mandiri. Seperti pintamu dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar