Siang ini kuliah sudah selesai. Baru saja beranjak dari tempat duduk, ada beberapa teman ngajak menyelesaikan tugas kelompok. Tanpa pikir panjang aku pun menyetujui dan kami mencari tempat yang nyaman untuk menyelesaikan tugas matematika. Ketika keluar kelas, mataku langsung tertuju pada seseorang yang sedang duduk di salah satu gazebo kecil ukuran 2 x 2 di halaman kampus.
Hanya terlihat bagian belakangnya aku sudah dapat memastikan itu dirinya. Postur tubuhnya yang tinggi, potongan rambutnya yang tak lagi gondrong tapi masih sedikit acak-acakan, posisi duduknya yang santai juga warna kemeja kesukaannya yang sudah kuhapal.
Segera kualihkan pandanganku untuk mencari tempat mengerjakan tugas. Ternyata di gazebo lain yang jaraknya sekitar tujuh meter dari gazebo tempatnya duduk, sedang kosong. aku dan kedua temanku memilih untuk menyelesaikannya di situ.
Ketika aku melewatinya, tanpa sengaja aku memandang kearahnya, dan dia juga ternyata melihat kearahku. Aku tak bisa memastikan apa dia sengaja memandangku atau hanya kebetulan, yang jelas pandangan kami sempat bertemu. Tentu saja aku segera berpaling dan pura-pura tak melihatnya.
Terkadang aku berpikir sampai kapan aku terus begini, menyukai seseorang namun tak ingin mengenalnya lebih jauh. Dia. Ya, dia yang hampir dua tahun ini sering membuatku tersenyum sendiri memang memiliki ruang tersendiri di hati ini, meskipun hanya pada bagian kecil. Dia yang diam-diam mencuri perhatianku, dia pula yang membuka mataku untuk memperlihatkan sifat lain dari seorang lelaki.
Seorang lelaki yang selama ini kulihat memiliki sikap yang keras kepala, suka bermain hati, kurang bisa konsisten, bisa diluruskan olehnya. Sikapnya yang lembut tapi tak lembek, senyumnya yang tulus tak menggoda, juga konsistensinya terhadap suatu pekerjaan yang patut kuacungi dua jempol.
Selama dua tahun ini aku hanya mengaguminya dari kejauhan, untuk bertegur sapa juga sepertinya belum pernah. memandangnya pun sudah cukup bagiku, karena aku hanya sebatas mengaguminya, tidak lebih.
Kembali pada tugas matematikaku. ketika kami sedang serius mengerjakan, beberapa kali aku melihatnya sedang memandang kearahku. Kurasa dia sudah tahu bahwa aku salah satu penggemar rahasianya dan sepertinya dia sengaja memperhatikanku lama untuk membuatku salah tingkah. Memang begitu adanya, aku jadi bingung sendiri mau bersikap.
Saat kubisikkan apa yang kuradakan kepada sahabatku yang kebetulan juga sedang mengerjakan tugas bareng, dia langsung melihat orang yang kumaksud, dan sahabatku mengiyakan kalau orang itu memang memperhatikan ke arah kami terus.
Perempuan memang bawaannya terlalu PD dan GRan. Belum pasti dia memandang kepada siapa fokusnya, tapi aku sudah berpikir yang tidak-tidak. Bagiku sendiri, ini seru-seru saja dan sekarang ataupun yang akan datang aku memang tak mengharapkan apapun darinya karena sekali lagi, aku hanya sebatas mengaguminya dan juga kami tak pernah terlibat komunikasi secara langsung.
Kamar jingga, 27-03-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar