"Hai Nes, apa kabar?" Seseorang tiba-tiba duduk di sebelahku yang sedang membalas sebuah pesan singkat.
Aku menoleh. Astaga...
"Ha..hai Jo. Baik, kamu ?" aku balik bertanya singkat, sulit untuk merangkai kata lebih panjang.
"Seperti yang kamu lihat, masih tetap kurus, hehehe," Jo meregangkan tangannya menunjukkan ukuran tubuhnya.
Tangan yang merentang itu seolah sedang menunggu balasan. Ah, Jo. jika saja kita masih sama seperti dulu, tentu dengan cepat aku akan segera menghambur memelukmu. Kamu tahu kebiasaanku ketika perjumpaan setelah lama tak bertemu kan? tanpa basa-basi, aku langsung menuju pelukanmu mengurai rindu yang menumpuk. Jika sudah ada di rengkuhanmu, maka aku akan berbisik, "Kangen..." dan kamu selalu menjawab dengan senyuman.
Sayang kini kita telah menjalani kehidupan masing-masing. Ya, meski sampai sekarang pun aku belum bisa mengganti posisimu dengan siapapun. Aku tak mengharapkanmu kembali, namun juga belum mampu untuk membuka hati lagi. Aku takut kehilangan.
"Sahabatmu, Finda hari ini berada di kursi pelaminan itu, kamu kapan nyusul Nes?"
Kurasa kamu tahu sampai sekarang aku masih sendiri. Kejam sekali kamu menanyakan itu padaku Jo!
njirrr... pedih banget... makjleb kata katanya si nes
BalasHapusmakasih udah mampir mas :)
BalasHapuskebetulan aja feelnya lagi dapet pas nulis ini hehe
sebenarnya sih, ditengah tengah rada hambar gitu sih, tapi pas langsung ke punchlinenya, beuh makjleb banget!!!
BalasHapus