Selasa, 24 Januari 2012

Flash fiction - suara hati

Gadis:
hari minggu ceria. Selesai memasak dan bersih-bersih rumah, waktunya memanjakan bunga-bunga tercinta di taman depan rumah. kuambil selang untuk menyiram bunga di samping rumah. Ow ow . . . ada motor modifikasi terparkir di sebelah toko dekat rumahku. Mendadak hati ini berdebar kembali. kuperhatikan sejenak, si pemilik motor sedang duduk memainkan ponsel membelakangiku. rindu, kesal, bahagia berbaur mengaduk rasa ini. kukira seletah lama tak jumpa, rasa ini telah pergi, namun ternyata aku salah. Rasa ini semakin menggebu.
Setelah kunyalakan keran, kubasahi seluruh tanaman yang tumbuh di halaman. sesekali kulirik punggung lelaki itu. sama sekali tak ada tanda-tanda beranjak dari duduknya atau sekedar menolehkan tubuhnya menghadapku. dalam hari resah, aku terus menyibukkan diri merapikan tanaman dan membuang dedaunan yang kering. berharap sebuah ucapan terlempar dari bibir manisnya. Dan setelah lama aku berkutat pada bunga-bunga yang cantik, aku tak kuasa untuk menahan rasa ini. aku menoleh pada kursi depan toko tersebut. Olala.... dia sudah pergi bersama motornya. dia menghilang dalam harapku. apakah dia benar-benar tak melihatku?  jarak kami sangat dekat, dan kuyakin dia belum memerlukan kacamata untuk melihat keberadaanku.
sungguh sesak dada ini. sampai kapan perasaan ini akan hinggap dihatiku? 
entah keajaiban apa yang nanti kudapat dari penantian ini.



Jaka :
Suasana minggu yang sejuk. kali ini aku ditugaskan ibu mengantar pesanan kue ke sebuah toko. sungguh aku bahagia karena toko itu berdekatan dengan rumah pujaan hatiku. sesampai di toko, aku sengaja duduk di depan toko menghadap ke timur, membelakangi rumah gadis ayu itu. aku tak mau dia melihatku. aku tak sanggup untuk bertatap muka dengannya. sudah hampir dua tahun rasa ini mengalir namun jiwa pengecut belum mampu kukalahkan.
Di minggu pagi, biasanya gadis merawat tanaman di halaman rumahnya. aku suka sekali melihatnya tersenyum bersama aroma harum bunga yang bermekaran. tak lama ku mengunggu, sesuatu yang kunanti akhirnya muncul juga.
Dia begitu cantik dengan rambutnya yang lurus sepunggung tergurai. wajahnya tak berubah, selalu ceria. ingin sekali kupanggil dan kusapa dirinya. namun bibirku terasa begitu kelu dan beku. dan seperti yang sudah sudah, aku hanya lama memperhatikan aktivitasnya. begitu rasa rindu ini sedikit terobati, aku segera beranjak pergi sebelum dia menyadari keberadaanku.
Gadis, tunggulah aku hingga nyaliku berani tuk mengungkapkan segala rasa yang bergejolak dalam dada. Dan disaatnya nanti, aku berharap kau bisa menerimaku. aku tak ingin cinta ini hanya bertepuk sebelah tangan.

24-01-2012

1 komentar:

  1. awalnya,aku kira kamu lagi menyukai seseorang selain aku... bener2 kesal waktu aku membacanya,cemburu bener2 menyesakkan dada,,... tapi,ternyata aku salah kira... itu cuman cerita...
    haduuuuh... aku jadi malu...
    tapi,itu berarti aku benar2 mencintaimu,karena timbul kecemburuan di dadaku... ketika itu..

    BalasHapus