Sabtu, 28 Januari 2012

Mutiah Calon Penghuni Surga

lagi iseng googling, dapet artikel bagus nih,,,

Mutiah Calon Penghuni Surga


Di pagi yang cerah, di saat sinar matahari mulai merekah menyinari kota
MAdinah, terekam sebuah episode bersejarah. Tentang Fatimah, yang bertanya
kepada Rasulullah SAW, " Ya Rasulullah, siapakah gerangan selain Ummul
Mu'minin, wanita pertama yang masuk Surga ?" Rasulullah menjawab, " Wahai
Fatimah, jika engkau ingin mengetahui siapa wanita yang pertama masuk surga
nanti selain Ummul Mu'minin, Mutiah-lah orangnya."


"Siapakah Mutiah itu, ya Rasulullah ?" tanya Fatimah. rasanya nama itu
asing bagiku. Karena aku bukan hanya ingin tahu, tapi juga ingin bertemu
dengannya. Dimanakah ia berada ?"


Setelah Rasulullah menyebutkan, bahwa wanita yang dimaksud berada
dipinggiran kota Madinah, maka keesokan harinya Fatimah pergi menuju rumah
Mutiah. dalam hati Fatimah timbul pertanyaan apakah gerangan yang
menyebabkan Mutiah kelak menjadi wanita penghuni surga pertama ? Bagaimana
ketaqwaannya kepada Allah ? Bagaimana ibadah dan mu'amalatnya sehari-hari ?
Dan bagaimanakah pula ketaatannya kepada suami sebagai seorang istri ?



Fatimah bersusah payah keliling kota Madinah mencari rumah Mutiah,
bayangkan mencari alamat yang tidak tepat disamping tidak terkenal
orangnya. Hampir seharian Fatimah baru menemukan rumah Mutiah, setelah
masuk kampung keluar kampung, bahkan menaiki gunung. Ia berdua dengan
putranya "Hasan" yang sengaja dibawanya untuk teman di perjalanan agar
tidak sendirian.



Setelah bertemu Mutiah, Fatimah terpaksa tak dapat diterima, karena berdua
dengan laki-laki. Walaupun waktu itu Hasan masih kecil, belum dewasa. Hal
itu disebabkan untuk menerima tamu laki-laki, Mutiah harus ijin suaminya
dulu. Lantaran kenyataannya memang demikian, maka Fatimah pun pulang dengan
menekan perasaan , karena sedikit kecewa gara-gara Hasan yang dibawanya itu
adalah lelaki. Namun demikian Fatimah sadar akan ikhwal demikian, karena
Al-Qur'an pun memang telah menyatakan (QS. An-Nur : 27-28)


Keesokan harinya sebagaimana telah dijanjikan, kembalilah Fatimah menuju
rumah Mutiah. Untuk kesempatan kali ini Fatimah mengajak Hasan dan Husein,
karena Husein tidak mau ditinggal. Sesampai dirumah Mutiah, kembalilah
kekecewaan yang didapat. Kedatangannya dengan membawa teman laki-laki lagi
selain Hasan, belum dapat diterima karena harus minta ijin lagi kepada
suaminya.


Fatimah pun lalu kembali nihil belum dapat bertamu dan bertemu muka dengan
wanita calon penghuni surga pertama itu. Walaupun demikian Fatimah telah
dapat menemukan sesuatu yang baru dan berharga yang mungkin tidak ada pada
dirimya, yakni takut melakukan pelanggaran atas apa yang telah dikehendaki
sang suami.


Selanjutnya pada hari ketiga, setelah Mutiah minta izin pada suaminya
tentang rencana kedatangan Fatimah, Hasan dan Husein, barulah mereka
bertemu dan masuk ke rumah. Setelah sekian lama FAtimah bertukar fikiran
dan mengorek pengalaman dari tuan rumah , Fatimah berkesimpulan sepertinya
tidak ada bedanya dengan pengalaman ibadah Fatimah sendiri. Kecuali
kelebihan yang ia temukan saat pertama dan ke dua kali ia datang sebelumnya
: Yakni sikap prefentif dalam sisi menjaga diri dari ketidak redhaan suami.


"..... Seorang tidak dianggap menyempurnakan kewajibannya kepada Allah,
sehingga ia menyempurnakan seluruh kewajibannya kepada suaminya". (HR.
Thabarani).


( Edisi Khusus Mar'ah Sholihah)


sumber : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/2443

Tidak ada komentar:

Posting Komentar