Minggu, 20 Oktober 2013

cerita akhir pekan


Untuk kau, terimakasih semuanya atas hari ini.
Hari terakhir bersama sebelum kukembali ke perantauan, sebelum kau menggunakan kembali jas putihmu dan sibuk dengan jarum suntik serta sphygmo mamometer.
Perjalanan hari ini memang tak terencana. Berawal dari kalimat, “Pengen mie ongklok” yang kuketik dalam pesan singkat, kamu langsung mengiyakan. Jadilah hari ini kita menghabiskan waktu di kotanya Mie ongklok.
Pagi, ketika wekerku menunjuk angka delapan, klakson mobilmu sudah terdengar di depan rumah. 
Perjalananpun dimulai setelah aku pamit kepada orang rumah.
Belum sampai enam puluh menit, mobil sudah terparkir manis di samping kanan Perpustakaan Daerah. Sesaat setelah keluar dari mobil, kau menatapku lama, menunggu responku. Tak tahan, akhirnya aku tersenyum juga dengan arti 'terima kasih'.
Kebetulan hari ini Alun-alun sedang ramai karena ada semacam pementasan dari kelompok karang taruna yang ada di kabupaten itu. Sambil berjalan sejajar, kau terus mengomentari apa yang kau lihat. Mulai dari parade devile yang katanya lucu, sampai anak kecil digendongan ibunya yang sangat menggemaskan menurutnya.
Baru setengah jam menyaksikan rangkaian pementasan, ternyata acara telah usai. Ini kali pertama kujejaki langkahku di Alun-alun tetangga kotaku. Tentu takkan kusiakan begitu saja, dengan ringan kamupun mengikuti langkahku untuk mengelilingi tanah lapang di pusat kota ini.
Lelah melangkah, kamu mengajakku membeli sup buah yang ada di jalan antara SMP 1 dan Masjid Agung. Kebetulan jam itu adalah jam pulang sekolah, jadilah kita turut mengantri bersama segerombolan anak berseragam pramuka.
"Baru kali ini aku makan sup buah ada pisangnya," komentarmu sesaat setelah menerima hidangan dari penjualnya dengan ekspresi tak yakin.
Aku mengangguk. "Makan dulu. Jangan bilang nggak mau sebelum nyobain," Kebiasaanmu memang selalu begitu. Nggak mau nyobain hal baru.
Usai menikmati sup buah, tenggorokan terasa sangat lega. Kebetulan adzan zhuhur baru berkumandang, kamu dengan cepat mengajakku ikut sholat berjamaah, mumpung belum iqamah.
Ah, kau memang selalu begitu. Kapanpun. Dimanapun.
Kebetulan juga jam satu siang temanku ada acara di Perpusda. Kuputuskan untuk menemuinya sebentar, sekedar menanya kabar setelah setahun lebih tak bertemu. 
Kau lebih memilih kembali ke alun-alun mencari objek bidikan yang bagus dari pada repot-repot menemaniku ngobrol dengan teman lamaku.
Tak tega meninggalkanmu lama, akupun pamitan kepada temanku itu. Kuhampiri kau yang sedang sibuk jepret sana-sini menggunakan DSLRmu.
Kau menghentikan aktivitasmu saat menyadari aku telah duduk disampingmu.
"Yuk, katanya mau makan mie ongklok," ajakmu lalu meraih tanganku yang masih saja terdiam.
Tak jauh dari tempat parkir mobilmu, kita menemukan kedai Mie Ongklok yang baru saja lengang ditinggal penikmatnya yang telah khatam menghabiskan porsinya.
"Yeah.... akhirnya makan mie ongklok juga," seruku mulai kekanakan.
Kita menikmati mie masing-masing dan satu porsi sate ayam untuk berdua. Harusnya sih satu porsi mie pasangannya ya satu porsi satenya, tapi kuyakin tak akan habis. Tanpa kuutarakan pikiranku, kamu telah mengetahuinya dan segera memesan hanya satu porsi sate ayamnya.
Hari yang menyenangkan bersamamu di Kota Wonosobo Asri. :)





2 komentar: