Rabu, 01 Januari 2014

PEKA

kemarin, pas lagi blogwalking, nemu kalimat ini di blog teman, 

jika seorang menganggap orang yang disukainya “tidak peka”, bukankah seharusnya dia sendiri yang “peka” bahwa orang yang disukainya itu tidak menaruh hati?

Nyess banget pas baca itu, berasa tertampar. 
Tahun baru sebenarnya nggak mau ada galau lagi, tapi kok ya rasa itu muncul sesukanya sendiri. Akhir tahun kemarin, beberapa hari berturut-turut sebenarnya liat kamu. Ya, aku emang liat tapi aku terlalu takut untuk menampakkan diri di depanmu, maaf, dan lebih milih sembunyi dibalik jendela. Bukan apa-apa, hanya aku tak tahu bahaimana cara menyapamu jika kita bertatap muka. 
Perlahan, aku mulai mikir, kenapa aku segitu ngarepin kamu? udah berapa tahun? apa ada peningkatan? nggak nyoba move on? atau malah berani nekat nyatain duluan? OMG! yang terakhir itu bukan aku banget -_-
 Gegara kalimat diatas itu, aku tersadar. Ya, sesadar-sadarnya! buat apa aku terus ngarepin orang yang jelas-jelas nggak nganggap aku? Kita benar-benar nggak pernah ada komunikasi. Kamu juga biasa aja. Ada apa denganku? Saking penasarannya, sampai-sampai aku sering ngepoin sosmed-mu. Sesekali kamu emang update status tentang cinta, dan kenapa kok ya yakin banget kalau kalimat itu buat aku? berkali-kali kutepis pikiran itu, tetap aja ada 'bahagia' yang terselubung. Sepertinya memang hatiku yang mulai nggak stabil dan pikiranku yang terlalu terfokus buat kamu. 

terlalu lelah dengan keadaan ini :( seperti lagunya Cakra -; Berhenti mencoba, mencoba bertahan. Bertahan untuk terus menunggumu, *eh salah lirik

Disetiap doaku, tak pernah absen  tuk mengucap, "Ya Rabb, jika dia memang jodohku, dekatkan kami, beri jalan untuk membuka pertemuan. Namun jika dia bukan jodohku, jauhkanlah pikiranku darinya. Hapuskan rasa yang telah lama kupendam ini, rasa yang sebenarnya sangat melelahkan." Amiin.

*Semoga kamu baca dan maaf karena terlalu berani nulis ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar