Kamis, 30 April 2015

Perjuangan

Mumpung lagi doyan ngeblog, tiap hari posting walaupun lewat hape.
Kali ini bukan mau nulis cerita galau cinta-cintaan, tapi galau mahasiswa tingkat akhir.
Apa sih yang paling horor dihadapi para pejuang toga?
Kalau ditanya, pasti jawabnya kompakan: skripsi.
Atau ada yang lebih horor?
Satu semester udah bebas kuliah harusnya senang dong? Tapi kalau diganti dengan skripsian, apa masih bisa santai?

Udah semester akhir, udah nggak boleh berpedoman sama kalimat "alon-alon asal kelakon". Ya iya lah, emang nggak mau lulus cepet???
Di saat semua teman sibuk sama pekerjaan mereka, aku baru menyadari kalau ternyata kerjaku mirip siput. Lama dan terus ketinggalan.Dan aku bisa apa? Selama ini kuamati  mereka yang udah punya target pakem ingin menyelesaikan studi, justru lebih sering stress bin galau jika pekerjaan mereka banyak coretan dari dosen. Jujur aja, aku nggak mau gampang stress karena ujungnya malah jadi stuck dan nggak mood ngerjain.
Ada salah satu motivasi yang bisa memacuku untuk mengejar ketertinggalanku  bimbingan bab skripsi. Iya, seorang teman. Aku bahkan sempat memproklamirkan aku nggak boleh kalah dari dia. Sekarang, udah setengah jalan, kayaknya nggak sanggup deh ngalahin dia, aku nggak gampang capek kalo lari, sementara dia larinya kencang banget.
Kalau ngomongin soal isi skripsinya, masuk bab tiga mulai jenuh, apalagi harus merangkai banyak kata efektif. Dari pada nulis skripsi, aku lebih milih bikin novel banget. Aku kadang ngrasa nggak sanggup melahap teori yang sekian banyak itu.tapi apa mau dikata, demi mendapat sertifikat sarjana, wajib untuk menyelesaikan hingga tuntas.
Apa aku bisa? Iya, pasti bisa!
Demi orang tua, demi teman-teman seperjuangan, dan utamanya demi diri sendiri. Bukannya semakin cepat lulus makin cepat punya duit sendiri?
Setelah itu juga bebas mau bikin novel kapanpun.
Okeee, keep fighting!
Semangat para pejuang skripsi!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar