Selasa, 04 Agustus 2015

Khawatir

Selamat malam kamu,
Bagaimana suasana di perantauan? semoga semua kegiatanmu lancar dan selalu diberi kesehatan ya.
Beberapa waktu lalu kamu mengatakan kalau aku ada sesuatu, tak usah sungkan untuk menghubungimu. Kemarin, ketika tiba-tiba aku ada masalah dengan seseorang, aku ingin sekali menceritakan semuanya kepadamu. Biasanya saran-saranmu itu lebih logis dan bisa diterima. Namun ketika ingin mengetik pesan singkat, aku sadar kalau saat ini kamu sedang benar-benar sibuk dengan kegiatan barumu, akhirnya kuurungkan niatku untuk berkeluh kesah. 

Aku tak tahu ini adalah sebuah ikatan batin, telepati atau hanya kebetulan. Ah, sampai sekarang pun aku tak percaya dengan kebetulan. Apakah kita punya sebuah ikatan batin? hari ini tiba-tiba kamu menghubungiku dan menanyakan kabarku. Terang-terangan kamu mengatakan kalau mengkhawatirkan keadaanku karena kamu merasa ada sesuatu yang menggangguku. Ya, kamu benar. Suasana hatiku sedang tidak baik disebabkan oleh kesalahpahaman, untungnya ini tak ada sangkut pautnya denganmu, jadi akupun berusaha untuk tak menghujanimu dengan keluh kesahku. Aku tak ingin menambah beban pikiranmu. Kamu tahu bagaimana rasaku ketika kamu menghawatirkanku? aku sendiri tak dapat menerjemahkan perasaanku, apakah harus bahagia karena kamu masih peduli denganku, atau sedih karena kamu baru mempedulikanku setelah kita terpisah jauh? tetap, aku merasa harus berterima kasih karena kamu masih menganggapku ada, begitupun aku yang tak perbah bisa menyingkirkan bayanganmu dari hari-hariku.
Semoga harimu selalu bahagia, dimanapun dan bersama siapapun kamu.

1 komentar: