Senin, 05 Juni 2017

Lari pagi

Hari libur selalu menjadi momen yang paling tepat untuk menghabiskan waktu bersama orang kesayangan. Tapi tak semuanya begitu. Akupun memilih untuk lari pagi menyusuri jalan Asia Afrika sebelum dipadati para pelancong. 
Cukup menguras keringat dan tanpa kusadari kakiku berhenti tepat di samping patung bulat dengan bendera merah-putih-biru tertancap di atasnya. Lagi lagi aku harus menerima takdir ini. Sejauh apapun melarikan diri, tetap kamulah yang mengisi seluruh ruang hatiku.
Sudah tiga hari tak ada pesan masuk darimu, sudah pulihkah? Sudah jadi berobat? Yakinkah aku mampu bertahan hingga kepulanganmu? 
Pagi yang cerah ini, mendadak hujan. Hanya membasahi pipiku. Segera kulanjutan berlari, sejauh kemampuan kaki.
Beginikah cara menguatkan diri, sendirian? Tanpa semangatmu, tanpa genggamanmu, tanpa pelukanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar