Jumat, 05 Agustus 2011

nulis cerpen di media ala Guntur Alam

 Oleh : Guntur Alam

Kita diskusi aja bagaimana stategiku dalam menulis dan menembus media massa. Untuk yang di luar itu, maaf aku belum bisa, cos aku pun sama seperti teman-teman: NOL BESAR. Oya, aku hanya punya waktu 2 jam saja. Bila sudah pukul 17. 00 WIB, diskusi ini akan berakhir. So, kita mulai saja ya...
 1. Tulislah yang dekat dan kamu benar-benar ketahui
Sebenarnya, ini tips klise. Tapi, memang manjur. Sebaiknya, tulislah cerpen yang benar-benar kamu kuasai. Maksudnya? Begini, bila kamu hendak menulis cerpen, sebaiknya setting dan apa yang ada dalam cerpen itu adalah tempat atau hal yang benar-benar telah kamu pahami alias kenal. Cos, itu akan lebih memudahkanmu saat menggarapnya. Seperti yang banyak dilakukan penulis ternama, mereka membuat cerpen dari hal-hal yang ada di kampung halaman mereka. Ini disebut genre lokal. Contoh kerenya novel Andrea Hirata tetralogi Laskar Pelangi.


2. Buatlah judul yang menarik
Cendolers harus tahu ini, judul adalah kunci utama apakah cerpenmu akan dibaca atau tidak oleh redaktur media. Bila judulmu menarik/aneh/unik/menggelitik tentu akan memancing redaktur membacanya. Nah, judul juga harus dijadikan subjek email saat mengirimkan karya, bila via email. Alasannya sama: Redaktur media yang membuka email tentu akan membaca judul email dulu.

3. Paragraf awal harus nendang
Paragraf awal adalah penentu nasib cerpenmu: dibaca keseluruan atau berakhir ke kotak sampah. Pada paragraf pertama sebaiknya buatlah semenarik mungkin dan tentu saja memancing rasa penasaran pembaca [redaktur]. Akan lebih enak bila pada paragraf pertama kita sudah dapat menyuguhkan konflik dalam cerpen yang kita garap. Ingat, dalam sehari redaktur media itu menerima puluhan bahkan ratusan cerpen. So, hanya yang menarik saja yang akan dibaca benar-benar. Nah, bila paragraf pertama saja udah bikin BT, ngapain dilanjutkan, bukan?

4. Perhatiin EyD dan tanda baca
Please..! Ini hal penting banget. Masih banyak dari kita yang nggak perduli dengan hal ini. Padahal, EyD (Ejaan yang Disempurnakan) dan tanda baca adalah ilmu wajib bagi yang mau jadi penulis. So, pelajarilah menggunakan tanda titik, koma, seru, etc. Dan jangan lupa ikutin perkembangan EyD. Cos, redaktur yang udah bosen bergumul dengan cerpen yang ratusan itu, akan langsung mual pas lihat kiriman cerpen kita yang berantakan kayak orang bangun tidur.
Banyak kesalahan tanda baca terjadi pada pembuatan dialog. Contohnya:
“Pergiii....!!!!! Gw muak melihat muka lo!!!” teriak Reva.
Seharusnya ditulis cukup seperti ini:
“Pergi....! Gw muak melihat muka lo!” teriak Reva.
Untuk EyD, banyak dari kita yang salah dalam EyD saat membuat judul. Misal judulnya: LELAKI YANG PERGI DENGAN ANGIN. Nah, kita sering menulis judulnya seperti ini: Lelaki Yang Pergi Dengan Angin. Ini penulisan yang salah. Yang benar adalah: Lelaki yang Pergi dengan Angin. Huruf y dan d pada kata yang dan dengan, harus menggunakan huruf kecil. Kenapa? Karena itu kata penghubung. Aturannya, kata penghubung dalam judul sekalipun harus menggunakan huruf kecil. Dan biasanya kesalahan penggunaan EyD dalam menunjukkan kata tempat. Misal: Sembari mengendap-ngedap, mereka berjalan kearah mobil yang ada dihalaman. Seharusnya, ditulis seperti ini: Sembari mengendap-ngedap, mereka berjalan ke arah mobil yang ada di halaman. Lihat bedanya?
Nah, untuk tips nembus media massa [majalah atau koran]. Itu lebih simpel.

5. Samakan visi dengan media
Artinya, jangan pernah ngirim cerpen remaja ke media orang dewasa [ibu-ibu, dsb]. Juga sebaliknya. Sebab, bisa dipastikan cerpenmu itu tidak akan pernah dimuat. Walau bagus sekalipun.

6. Pelajari medianya
Ini berbeda dengan yang pertama. Dalam mengamati media, kamu pelajari cerpen yang sering dimuat tipe seperti apa. Misal, media A lebih suka cerpen dengan tema-tema sosial. Nah, buatlah yang tema sosial.

7. Lihat moment
Jiya, ini dia yang sering luput tapi sesungguhnya memberi kita peluang besar. Buatlah cerpen dengan moment tertentu. Misal, Ramadhan. Perhatikanlah, pada bulan itu. semua media kompak akan mengisi rubrik-rubriknya dengan yang berbau ramadah. Pun dengan cerpen. Nah, itulah kesempatan kita mencuri perhatian redakturnya. Tapi, jangan lupa lihat waktu. Jangan kirim cerpen ramadhan pas udah 2 minggu puasa. Telat...!

8. Tema yang update
Perhatikan berita yang tengah hot, nah buatlah cerpen dengan berita yang tengah heboh seperti PEMILU, dsb. Media suka dg yang up date.

9. Penuhi syarat teknis
Seperti jumlah karakter, dsb.
Ok itu saja deh. Ayo, yang mau diskusi silakan koment. Tapi, jangan keluar konteks ya. Juga jangan asal bersahut koment nggak penting dengan teman-teman yang lain semisal: Peluk A. Jitak B. Atau hal yang di luar diskusi kita. Cos, itu artinya kita tidak menghormati teman yang hendak belajar dan berdiskusi dengan serius. Ok, kita mulai ...

Copas dari Diskusi Fiksi.Menulis Fiksi.Membaca Fiksi (Universal Nikko+mayokO aikO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar